Kumpulan Riwayat Shohih Tentang Keutamaan Sa’d bin Abi Waqqosh Rodhiyallahu ‘Anhu

 

Sepertiga Islam

1. Dari Sa’d bin Abi Waqqosh, ia berkata:

«مَا أَسْلَمَ أَحَدٌ إِلَّا فِي اليَوْمِ الَّذِي أَسْلَمْتُ فِيهِ، وَلَقَدْ مَكَثْتُ سَبْعَةَ أَيَّامٍ، وَإِنِّي لَثُلُثُ الإِسْلاَمِ»

“Tidak ada seorang pun yang masuk Islam kecuali pada hari yang sama aku masuk Islam. Dan aku telah berada (dalam Islam) selama tujuh hari, sedangkan aku adalah sepertiga dari Islam.” (HR. Al-Bukhori no. 3727)

Lelaki Sholih

2. Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, ia berkata:

سَهِرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَقْدَمَهُ الْمَدِينَةَ لَيْلَةً، فَقَالَ: «لَيْتَ رَجُلًا صَالِحًا مِنْ أَصْحَابِي يَحْرُسُنِي اللَّيْلَةَ» قَالَتْ: فَبَيْنَا نَحْنُ كَذَلِكَ سَمِعْنَا خَشْخَشَةَ سِلَاحٍ، فَقَالَ: «مَنْ هَذَا؟» قَالَ: سَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا جَاءَ بِكَ؟» قَالَ: وَقَعَ فِي نَفْسِي خَوْفٌ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجِئْتُ أَحْرُسُهُ، فَدَعَا لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ نَامَ

Rosulullah tidak bisa tidur di malam pertama beliau tiba di Madinah. Beliau bersabda: “Andai saja ada orang sholih dari para Shohabatku yang menjaga malam ini.” Kemudian kami mendengar suara gemerincing senjata. Beliau bertanya: “Siapa itu?” Jawabnya: “Sa’d bin Abi Waqqosh.” Rosulullah bertanya: “Apa yang membuatmu datang?” Ia menjawab: “Aku merasa khawatir terhadap keselamatan Rosulullah , maka aku datang untuk menjaganya.” Maka Rosulullah mendoakannya, kemudian beliau tidur. (HR. Muslim no. 2410)

Dijadikan Untuknya Tebusan

3. Dari Sa’d, ia berkata:

«جَمَعَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبَوَيْهِ يَوْمَ أُحُدٍ»

“Nabi menghimpunkan (doa) ayah dan ibunya untukku pada hari Uhud.” (HR. Al-Bukhori no. 3725)

4. Dari ‘Ali bin Abi Tholib Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:

مَا جَمَعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبَوَيْهِ لِأَحَدٍ، غَيْرِ سَعْدِ بْنِ مَالِكٍ، فَإِنَّهُ جَعَلَ يَقُولُ لَهُ يَوْمَ أُحُدٍ: «ارْمِ فِدَاكَ أَبِي وَأُمِّي»

“Rosulullah tidak pernah menghimpunkan (doa) ayah dan ibunya untuk siapa pun selain Sa’d bin Malik. Pada hari Uhud beliau berkata kepadanya: ‘Panahlah! Demi engkau, ayah dan ibuku sebagai tebusan.’” (HR. Muslim no. 2411)

5. Dari ‘Amir bin Sa’d, dari ayahnya, bahwa Nabi menghimpunkan (doa) ayah dan ibunya untuknya pada hari Uhud. Ia berkata:

كَانَ رَجُلٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ قَدْ أَحْرَقَ الْمُسْلِمِينَ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ارْمِ فِدَاكَ أَبِي وَأُمِّي» قَالَ فَنَزَعْتُ لَهُ بِسَهْمٍ لَيْسَ فِيهِ نَصْلٌ، فَأَصَبْتُ جَنْبَهُ فَسَقَطَ، فَانْكَشَفَتْ عَوْرَتُهُ فَضَحِكَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى نَظَرْتُ إِلَى نَوَاجِذِهِ

“Ada seorang musyrik yang menyakiti kaum Muslimin, maka Nabi berkata kepadaku: ‘Panahlah! Demi engkau, ayah dan ibuku sebagai tebusan.’ Maka aku membidikkan panah tanpa ujung, lalu mengenainya pada bagian rusuk hingga ia jatuh dan auratnya tersingkap. Rosulullah tertawa sampai terlihat gigi geraham beliau.” (HR. Muslim no. 2412)

Keteguhan dalam Tauhid

6. Dari Sa’d, ia berkata: “Beberapa ayat dalam Al-Qur’an turun berkaitan denganku.” Ibunya pernah bersumpah tidak akan berbicara dengannya selamanya kecuali ia keluar dari Islam, tidak akan makan dan minum. Ibunya berkata: “Katanya Allah memerintahkan berbuat baik kepada kedua orang tua. Aku ibumu, aku perintahkan kamu keluar dari agamamu.”

Ibunya terus mogok makan dan minum selama tiga hari hingga pingsan. Seorang anaknya bernama ‘Umāroh memberi minum padanya. Ia mulai mendoakan keburukan untuk Sa’d. Maka turunlah ayat:

﴿وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (14) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya... Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak kamu ketahui, maka janganlah kamu taati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik...” (QS. Luqman: 14–15) (HR. Muslim)

Menjadi Sebab Turun Ayat Ghonimah

7. Sa’d berkata: “Rosulullah mendapatkan harta rampasan yang besar, dan di antara rampasan itu ada sebilah pedang. Aku mengambilnya lalu berkata: ‘Berikanlah aku pedang ini, karena engkau tahu siapa aku.’ Maka beliau bersabda: ‘Letakkan kembali di tempat semula.’”

Aku hampir saja meletakkannya, namun jiwaku menolak. Aku kembali lagi dan memohon agar diberikan. Beliau bersuara keras: “Letakkan di tempat semula!” Lalu turunlah ayat: (QS. Al-Anfal: 1): “Mereka bertanya kepadamu tentang harta rampasan...” (HR. Muslim)

Menjadi Sebab Bolehnya Wasiat Sepertiga

8. Sa’d berkata: “Aku pernah sakit, lalu mengirim utusan kepada Nabi . Beliau datang kepadaku, lalu aku berkata: ‘Izinkan aku menyedekahkan hartaku sesukaku.’ Nabi tidak mengizinkan. Aku berkata: ‘Separuhnya?’ Beliau menolak. Aku berkata: ‘Sepertiga?’ Maka beliau diam. Setelah itu, sepertiga pun menjadi batas maksimal yang diperbolehkan.” (HR. Muslim)

Menjadi Sebab Turunnya Ayat Larangan Khomr

9. Sa’d berkata: “Aku pernah diajak oleh sekelompok Anshor dan Muhajirin: ‘Mari kami beri kamu makan dan minum khomer.’ Itu terjadi sebelum khomer diharamkan. Aku mendatangi mereka di kebun. Ada kepala unta yang dipanggang dan khomer di situ. Aku makan dan minum bersama mereka, lalu aku menyebutkan keutamaan kaum Muhajirin dan berkata: ‘Muhajirin lebih baik daripada Anshor.’ Salah satu dari mereka mengambil tulang rahang kepala unta dan memukul hidungku hingga terluka. Aku mengadukan kepada Nabi , lalu turunlah ayat tentang khomer:

﴿إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ

 “Sesungguhnya khomer, judi, berhala, dan mengundi nasib adalah najis dari perbuatan syaitan...” (QS. Al-Ma’idah: 90) (HR. Muslim)

Senantiasa Beribadah Pagi dan Sore

10. Sa’d berkata: “Kami bersama Nabi enam orang. Kaum musyrik berkata kepada Nabi : ‘Usirlah mereka, karena mereka tidak pantas bersama kami.’ Saat itu aku bersama Ibnu Mas’ud, seorang dari Hudzail, Bilal, dan dua orang lain yang tidak kusebutkan. Maka terbetiklah dalam hati Nabi sesuatu, hingga turunlah ayat:

﴿وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

 “Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Robb mereka di pagi dan petang hari mengharap Wajah-Nya...” (QS. Al-An’am: 52) (HR. Muslim no. 2413)

Orang Pertama yang Melepaskan Panah di Jalan Allah

11. Dari Sa’d Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:

إِنِّي لَأَوَّلُ العَرَبِ رَمَى بِسَهْمٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَكُنَّا نَغْزُو مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَا لَنَا طَعَامٌ إِلَّا وَرَقُ الشَّجَرِ، حَتَّى إِنَّ أَحَدَنَا لَيَضَعُ كَمَا يَضَعُ البَعِيرُ أَوِ الشَّاةُ، مَا لَهُ خِلْطٌ، ثُمَّ أَصْبَحَتْ بَنُو أَسَدٍ تُعَزِّرُنِي عَلَى الإِسْلاَمِ، لَقَدْ خِبْتُ إِذًا وَضَلَّ عَمَلِي. وَكَانُوا وَشَوْا بِهِ إِلَى عُمَرَ، قَالُوا: لاَ يُحْسِنُ يُصَلِّي

“Aku adalah orang Arab pertama yang melepaskan panah di jalan Alloh. Kami berperang bersama Nabi , dan kami tidak punya makanan selain daun-daunan hingga buang air besar seperti unta atau kambing, tanpa campuran.” Kemudian Bani Asad mencela Islamku. “Kalau begitu, celakalah aku dan sia-sialah amalanku.” Mereka mengadu ke ‘Umar bin Al-Khoththob bahwa Sa’d tidak bisa sholat dengan baik. (HR. Al-Bukhori no. 3728)

Mustajab Doa

12. Dari Sa’d, Nabi bersabda:

«اللَّهُمَّ اسْتَجِبْ لِسَعْدٍ إِذَا دَعَاكَ»

“Ya Alloh, kabulkanlah doa Sa’d jika ia berdoa kepada-Mu.” (HR. At-Tirmidzi no. 3751)

Paman Nabi

13. Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia berkata:

أَقْبَلَ سَعْدٌ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَذَا خَالِي فَلْيُرِنِي امْرُؤٌ خَالَهُ»

Sa’d datang, lalu Nabi bersabda: “Ini pamanku, maka siapa yang bisa menunjukkan pamannya (seperti dia)?” (HR. At-Tirmidzi no. 3752)

Sa’d bin Abi Waqqosh adalah dari Bani Zuhroh, dan ibu Nabi juga dari Bani Zuhroh. Maka Nabi bersabda: “Ini pamanku.”

Previous Post
1 Comments
  • Nor Kandir, ST., BA., C.AFM., C.LAFM., C.LSFM
    Nor Kandir, ST., BA., C.AFM., C.LAFM., C.LSFM 10 Juli 2025 pukul 13.48

    syukron

Add Comment
comment url